Thursday, January 8, 2015
Oo Para Pecinta
Oo Para Pecinta
Oleh Kyai Budi Hardjono
O,para pencinta!
Sampaikan kabar kepada tetanggamu
yang dzikirnya lenyap karena berceloteh hutang negara
yang shalawatnya hilang karena bercerita koruptor-koruptor bangsa
yang jati dirinya musnah karena tak memahami budaya negrinya
yang tindakannya hanya bicara karena sepi pelayanan hidupnya
yang larut dalam upacara-upacara hingga tak tua-tua
yang suka mengkafirkan saudara karena tidak menyaksikan
ketidak-berimannya dalam beragama
yang suka membid'ahkan saudara karena lupa kebid'ahan
:
pada dirinya!
Dan bertanyalah kepada mereka itu
apakah merasa dirinya sempurna
kala mengadili sesuatu di luar sepengetahuan Keseluruhan
sementara segalanya tergerak kepada Yang Esa
bila mereka menjawab "iya"
maka tinggalkan mereka itu seketika
karena itulah hawa nafsu yang dituhankannya
mereka lupa bahwa Yang Sempurna
:
hanya Dia!
O,para pencinta!
Tidak cukupkah penjelasan dibalik dalil-dalil tertulis
yang pasti tidak ada pertentangannya dengan jantera alam semesta
sebagai Kitab Terbuka
itulah "tumbu oleh tutup" adanya
Melihat lukisan tentu pada keindahan yang tergores
bukan pada bingkainya
Menyaksikan intan permata musti pada keelokan pendaran cahaya
bukan pada kotaknya
Memahami keris pasti pada pamor yang dipunya
bukan pada sarungnya
Menatap manusia seharusnya bukan pada jasad bungkusnya
:
namun pada buah pelayanannya!
Tidakkah cukup dengan pernyataan Sang Nabi
bahwa dunia ini ladang akhirat?
Tidakkah cukup dengan kenyataan di negri agraris ini
bahwa benih-benih yang ditanam itu
akan menentukan yang ditunai nantinya?
Tidakkah cukup dengan kesadaran yang teralami ini
adalah jawaban dari yang ditabur masa lalu?
Demikianlah bila tak menunda kebaikan sekarang ini
pasti akan berbuah
:
esok hari!
O,para pencinta!
Simaklah filosofi akar budayamu sendiri
"sopo wonge wani ngAllah bakal luhur wekasane"
ngAllah itu manifestasi rendah hatimu
yang meluluh-lantakkan kepongahanmu
ngAllah itu mabuk cinta walau nampak tolol hidupmu
inilah rahasia Sang Nabi yang "abduhu warasuluh" itu
inilah makna "dewa yang mengejawantah" itu
andai kau raja sekalipun
jangan malu berteman orang-orang jalanan
yang muda dan yang tua
yang baik dan yang buruk
bersama dalam kesadaran sebagai debu
bersama dalam gempita penempaan ini
bersama menikmata segala goresan hidup ini
kelak kau pun akan menjelma
:
intan permata!
O,para pencinta!
Hadirkan di hati derita akan Sang Nabi
di tanah airnya sendiri sampai saat ini
Reguklah sendiri duka laramu di negri sendiri
hingga hari ini
Keyatiman Sang Nabi juga keyatimanmu di sini
Terusirnya dirimu dari tanah dan airmu sendiri
senada dengan perjalanan hidup Sang Nabi ini
namun untuk cita dalam Cinta
semua derita dan luka hati
hanyalah penggiringan kehendakNya
:
terjaga bersama denganNya ini!
Menyelamlah di negri Nusantara ini
kau akan temukan orang-orang yang hina tampak lahirnya
namun luhur maqom drajat di sisiNya
mereka menyembunyikan wajah karena malu di hati
namun setia menanam sebagai kecintaan Sang Nabi
buah-buha pun hadir dimakan dengan kuyub do'a-doa terpuji
dan inilah kecerdasan diri
:
mengubah kebiadaban menjadi peradaban luhur ini!
Siapapun yang datang ke sini
dengan mengusung dialektika sesat dan tidak sesat
tak ada ruang di negri ini untuk itu
karena kesadaran ngAllah lebih kuat di hati
semua keberadaan mengarah ke Yang Satu
semua klaim dan label diri dari secanggih pikiran
hanyalah menunjukkan
:
ketololan lilin di tengah cahaya Mentari!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment