Saturday, December 27, 2014

Bagai Cinta

"Bagai" Cinta

oleh Kyai Budi Hardjono
SEDULURKU TERCINTA, kita mengenal Tuhan hanya melalui TindakanNya yang berwujud Cinta, sejauh para Nabi dan para Rasul serta para Wali maka semua menyatakan bahwa sejauh mereka tahu tentang Tuhan maka mereka "tidak tahu" tentang Dia.  Hal ini yang menyebabkan mereka semua dilanda penyakit yang tidak tersembuhkan bagi pencinta yang bernama rindu. Dia Yang Misteri ,Dia yang tak tergambarkan seperti apapun, Dia Yang Tankinoyo Ngopo.Untuk itu, apa yang tergelar pada jantera alam semesta ini adalah tindakan CintaNya, yang semua menjadi penyampai pesan rindu itu. Demikianlah manusia, sejauh yang bisa dilakukan dalam menjawab pesan rindu ke Gusti Allah sebagaimana yang disampaikan para Nabi dan Rasul serta para wali adalah dengan cara berbagi melalui jantera alam semesta ini juga, dengan mencercap sifat-sifatNya atau berakhlak sebagaimana akhlak Dia. Dan akhlak Tuhan ini tercermin pada makhluk sempurna sebagaimana teladan manusia: Rasulullah SAW yang rahmatan lil'alamin ini cinta yang universal.

Tidak sulit memahami akhlak Rasulullah SAW ini bila kita bersedia tafakur terhadap alam semesta raya ini, dimana alam semesta yang bersumber dari Nur Muhammad, dan cahaya itu telah diwujudkan dalam sosok para KekasihNya sampai Khatamil Anbiya': Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kalau ada syair "Anta Syamsun" atau Engkau bagai matahari, maka hal yang musti dipahami adalah bahwa cahaya selaksa matahari itu turun untuk siapa dan apa saja tanpa kecuali, cahaya ini menyinari bumi dan apa yang tumbuh di bumi akan mengembang hingga sempurna dalam: bentuk, warna dan aroma. Sehingga apa yang ada ini semua tidak ada yang sia-sia. Demikianlah cahaya Rasulullah saw melalui ajaran-ajarannya, semua tergantung kecerdasan manusia dalam mengapresiasikan ajaran itu. Pohon saja bisa menjadi contoh dalam ketulusan tindakan Cinta, buahnya untuk apa dan siapa saja. Demikian juga bagi bunga, wangi dan keindahan warna menebar untuk apa dan siapa. Sebagaimana hujan dari langit juga bersifat universal dalam berbaginya. Dan bisa dicari sebanyak "bagai" dalam jantera alam semesta untuk menerangkan tentang Cinta.

Sebagaimana juga disebut "Anta Badrun" atau engkau bagai purnama di tengah kegelapan. Purnama, sebagai pantulan cahaya matahari memberikan cahaya di tengah kegelapan. Padahal kegelapan itu sebenarnya disebabkan bumi memunggungi matahari, bayangnnya bernama malam. Tetapi Tuhan tidak pernah membiarkan gelap tanpa cahaya, selain bulan ada bintang gemintang sampai sekecil kunang-kunang. Semua cahaya itu pun bersifat universal dalam aplikasinya. Hal ini memberikan arti bahwa manusia dalam situasi apapun tidak boleh berputus asa dalam harapan karena rakmat Tuhan melimpah tidak terhingga, malah-malah manakala manusia dilanda apapun jenisnya kegelapan hidup, itu musti disadari atas kesalahannya sendiri sebagaimana digambarkan bahwa malam itu karena bumi memunggungi matahari, padahal sebenarnya matahari tidak pernah padam. Kegelapan hidup manusia juga karena kedzalimannya sendiri yang memunggungi cahaya Ilahi dengan "egosentrisitas" dirinya, padahal cahaya Tuhan tidak pernah mandek sama sekali.

Kawan-kawan, cahaya Rasulullah saw tidak pernah akan padam untuk semua manusia, justru cahaya itu bisa berguna atau tidak tergantung kecerdasan kita di dalam apresiasi Cinta, semakin kita mengenal Beliau dengan cara mengenal riwayatnya maka kita akan terpupuk oleh Cinta itu. Tidak aneh bila orang ingin merobohkan cahaya ini tentu dengan strategi memunggungi sejarah beliau dengan cara melarang untuk mengenal sejarah hidupnya. Namun demikian, sekiranya yang melarang untuk mengenal sejarah itu dalam kegelapan maka Rasulullah SAW pun tidak benci kepada mereka karena itu kebodohan mereka sendiri, dan cahaya Rasulullah SAW tidak akan pernah berhenti, bersinar....Tabik!

Piye Jal Cinta

"Piye Jal" Cinta

oleh Kyai Budi Hardjono
SEDULURKU TERCINTA, jangan pernah remehkan Cinta karena Cinta bisa mengubah segalanya. Alkisah, ada seorang penjual minyak goreng di pasar Madinah, setiap kali hendak pergi--termasuk ke pasar, dia selalu melewati rumah Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW, singgah terlebih dahulu sampai puas memandang wajah Rasulullah SAW. Namun pada suatu saat, dia datang lagi dan Rasulullah SAW terkejut lalu bertanya: "Mengapa kau balik lagi?" Si penjual minyak goreng itu menjawab: "Ya Rasulullah, setelah sampai pasar hati saya gelisah dan saya ingin kembali lagi ke sini. Izinkan saya memandang engkau sebentar saja untuk memuaskan kerinduan saya." Kemudian Rasulullah SAW mengajak berbincang-bincang dengan si perindu itu. Tetapi tidak lama setelah itu, Rasulullah SAW tidak melihat lagi pedagang minyak itu lewat di depan rumahnya. Berhari-hari orang itu tidak lagi kelihatan batang hidungnya di depan Rasulullah SAW. Akhirnya Rasulullah SAW mengajak sahabat-sahabatnya untuk menjenguknya di pasar. Namun diperoleh kabar bahwa orang itu telah meninggal dunia. Rupanya, pertemuan pertemuan sampai dua kali saat itu merupakan isyarat bahwa dia tidak bisa lagi bisa memandang Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada orang-orang pasar: "Bagaimana akhlak orang itu?" Mereka menjawab: "Orang itu pedagang yang sangat jujur, cuma ada sedikit kekurangannya, orang itu suka main perempuan." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Sekiranya orang itu dalam dagangnya agak lancung sedikit, Gusti Allah akan mengampuni dosanya karena kecintaannya kepadaku." Kecintaan di sini dibuktikan dengan melalui kejujujurannya dalam berdagang. Terus,bagaimana dengan kita-kita yang tidak pernah bertemu dengan Rasulullah saw itu? Satu hal yang tidak boleh kitab lupakan adalah soal kerinduan kita kepada beliau, karena justru beliaulah orang yang justru rindu kepada setiap kita yang walau tidak pernah berjumpa, namun mengimaninya. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan sedulur - sedulurku, ikhwani." Sahabat bertanya: "Bukankah kami ini adalah ikhwanmu?" Rasulullah saw menjawab: "Tidak, kalian ini sahabat -sahabatku. Sedulur-sedulurku adalah orang yang tidak pernah berjumpa denganku, tetapi membenarkan dan mengimaniku."

Cinta yang dipupuk dengan kerinduan melahirkan "intimasi" lebih intens, sebagaimana yang kita alami di sini. Soal ampunan karena perjumpaan ini tidak hanya ketika Beliau masih hidup namun sesudah meninggalnya juga, dimana ketika kita berziarah ke makam beliau maka seluruh dosa diampunkan Gusti Allah, salam kita tetap dijawabnya. Namun ketika kita tidak juga bisa berkesempatan untuk ziarah sampai di sana, maka bershalawat adalah bukti bahwa kerinduan kita akan Rasulullah SAW itu nyata. Bahkan pernah Rasulullah SAW bersabda: "Bila orang bershalawat di makamku maka aku pun akan menjawab salamnya, dan bila bershalawat nun jauh dari makamku maka akulah yang mendatangi ke tempat itu." Kehadiran ini pun akan menjadikan dosa-dosa kita akan diampuni. Bahkan Rasulullah saw pernah menyatakan: "Sekiranya seseorang itu melakukan satu saja dari sunnahku, maka hal itu menjadikan Tangan Suci Allah menuntun orang itu menuju surgaNya."

Kawan-kawan, hendaklah kita selalu malu manakala mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW karena di punggung kita penuh bawaan dosa dan maksiat, tetapi piye meneh kalau tidak berharap akan syafaatnya itu,,, Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad

Jembut Cinta

"Jembut" Cinta

oleh Kyai Budi Hardjono


SEDULURKU TERCINTA,dalam dunia Jawa banyak kata yang bisa dijarwodosokkan, dimana sebuah kata merupakan singkatan, dan ini hanya sebuah kecerdasan ungkap yang di dunia manapun tidak ada kecuali di Jawa. Pada sisi lain hal itu merupakan hasanah kekayaan bahasa yang menunjukkan lamanya peradaban melintasi zaman, disamping tidak terbantahkan maknanya, aneh tapi nyata. Hal ini menunjukkan dinamika kebudayaan berkembang secara aktif, disamping unik. Dengan ini memberikan gambaran bahwa kebudayaan Jawa merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat Jawa dalam menanggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Pada titik pemahaman ini, kebudayaan Jawa memiliki ciri-ciri khusus dengan kebudayaan lainnya, terutama dalam hal kejarwodosokkan ini. Misalnya, sebagaimana yang ada di deretan panjang ini, dari berbagai kata, secara acak. Dan untuk yang lain bisa dicari sendiri-sendiri.
Rambut : loro nek dibubut. 
Moto : ngemot barang sing nyoto. 
Kuping : kaku tur jepiping.
Cangkem : yen ora dicancang ora mingkem.
Piring : sepine yen miring.
Gedang : digeged bar madhang.
Krikil : keri ning sikil.
Rokok : roso sing pokok.
Tani : tiyang agung nagari.
Menungso : menus-menus kakehan doso.
Gelas : yen tugel ora iso dilas.
Dukun : yen ora udu ora rukun.
Dukun : dudu Kun.
Cengkir : kenceng pikir. 
Janur : ja'a nuur.
Bajingan : lebar ngaji mangan.
Lhonthe : lonthang-lanthung wae.
Asu : ahli suwargo. 
Mantu : barang sing dieman metu.
Morotuwo : moro-moro wis tuwo.
Delalah : ngandel kersane Allah.
Wedang : ngawe kadang.
Wanito : wani di toto.
Jagung : sejo sing agung.
Pacul : barang papat ojo ucul.
Doran : dungo nyang pengeran.
Kalem : sak kal gelem.
Jimin : kaji amin.
Maling : ngemal tur ora eling.
Deling : kandel olehe eling.
Wedok : nek awe dhodhok.
Duren : dudo keren.

Dari berbagai kata ini bisa bermakna serius, bisa gurau, bisa lucu dan konyol. Dan ini bisa menjadi bahan jagong dengan pengembangan singkatan yang sesuka-suka, sesuai dengan latar-belakang pengetahuan penguasaan bahasa Jawa seseorang. Dan tentu masih banyak lagi kata-kata yang dijarwodosokkan, yang kadang-kadang dipakai untuk sindiran-sindiran tertentu, asal sesuai atau "gathuk" itu. Bahkan sampai pada yang "saru-saru" pun bisa mengemuka dalam dunia kejarwodosokkan, dan ini bisa menghasilkan gelak tawa bersama dalam dunia jagong. Memang, memasuki dunia Jawa maka orang musti siap mental karena dalam berkomunikasi tidak sekedar hanya linier tetapi siklikal.

Kawan-kawan, muter-muter uraian ini sebenarnya ada salah satu kata yang "lupa" namun ketika ingat ada salah seorang warga negara Indonesia yang tidak layak mewakili atas bangsa yang konon "relegius" ini, seketika kata itu muncul dalam ingatan, yakni jembut: kejem yen dibubut....Na'udzubillah!

Sedulur Cinta

"Sedulur" Cinta

oleh Kyai Budi Hardjono
SEDULURKU TERCINTA,Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw menyebut orang-orang yang sezaman dengan Beliau dengan sebutan "sahabat-sahabat",namun Rasulullah saw menyebut orang-orang yang mencintainya yang datang sepeninggalnya dengan sebutan ikhwani,sedulur-sedulurku.Panggilan ini merupakan bentuk kecintaan sepenuh jiwa dan raga,panggilan nan mesra,padahal mereka tidak pernah berjumpa dengan Beliau dan yang datang kemudian hari.Kalimat "sedulur" ini sering diungkapkan Rasulullah saw dalam berbagai kesempatan,yang menunjukkan makna lebih "intim" dalam hubungan,kalau sahabat itu masih berjarak dalam kekerabatan namun kalau sedulur itu masuk dalam wilayah kekeluargaan,yang diikat oleh nasab Cinta yang tulus.

Pernah Rasulullah saw menyatakan pada suatu kesempatan dan bertanya kepada para sahabat sehabis berjama'ah Subuh:"Tahukah kalian,siapa orang-orang yang paling menakjubkan imannya?" Para sahabat itu menjawab:"Para malaikat,ya Rasulullah." Beliau menimpali:"Bagaimana para malaikat tidak beriman,mereka adalah pelaksana-pelaksana perintah Gusti Allah.Mereka bolak-balik melaksanakan perintah Allah untuk menunaikan amanahNya." Para sahabat menjawab lagi:"Kalau begitu para Nabi." Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw mengatakan:"Bagaimana para Nabi tidak beriman,mereka menerima wahyu dari Allah."Kalau begitu,kami-kami ini,para sahabat engkau," sela mereka.Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw menimpali:"Bagaimana kamu tidak beriman,kamu menyaksikan  apa yang kamu saksikan." Para sahabat menggesa lagi:"Kalau begitu,siapa manusia yang paling menakjubkan imannya itu,ya Rasulullah?" Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw menjawab:"Mereka adalah kaum yang datang sesudahku.Mereka tidak pernah berjumpa denganku,mereka tidak pernah melihatku.Namun ketika mereka menemukan Kitab terbuka di hadapan mereka,mereka lalu mencintaku.Mereka mencintaiku dengan kecintaan yang luar biasa,sehingga sekiranya mereka harus mengorbankan seluruh hartanya agar berjumpa denganku,mereka mau menjual seluruh hartanya itu."

Negri manakah di dunia ini yang kecintaanya kepada Rasulullah ini luar biasa? Negri manakah du dunia  yang sering membicarakan sejarah Rasulullah saw dengan perayan-perayan cinta itu? Negri manakah di dunia ini yang siapapun tidak bisa menghambat akan gelora berziarah ke makam Rasulullah saw sebagai ekspresi cintanya kepada Beliau? Negri manakah di dunia ini yang jutaan orang rela hanya menjadi penghafal Al-Qur'an sebagai nafas suci Rasulullah saw itu? Negri mankah di dunia ini yang tatakrama dalam pergaulan keseharian yang meniru Junjungan Agung itu dalam adab sopan santu dan rendah hati? Negri manakah di dunia ini yang mengajarkan Kitab-Kitab melalui kelembagaan yang negara pun tidak pernah peduli dalam upaya-upaya agung itu? Negri manakah di dunia ini yang di sudut-sudut kampung menggemakan nama Kekasih Allah itu dengan menggelagak air matanya ketika bershalawatan? Negri manakah di dunia ini yang dengan damai mempraktekkan sebagaimana era Madinah yang tercerahi itu walau beragam keberadaan yang ada? Negri manakah di dunia ini? Negri mana? Dunia mana? Kalau bukan Indonesia!

Kawan-kawan,semoga kita tetap termasuk kelompok orang yang walau tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah saw,dan tidak pernah sezaman dengan Beliau,tetapi sangat mencintainya.Kita tahu dari Kitab yang terbuka.Kitab yang terbuka itu tidak hanya "Kitab Garing" dalam wujud tekstual sampai di sini dan sampai dfi hati ini,namun juga "Kitab Teles" yang berwujud ayat-ayat Kauniyah yang di negri ini banyak orang menyebut sebagai penggalan sorga.Bila orang membayangkan sorga itu dalam bentuk keindahan alam,air gemericik,buah-buah bergelantungan serta bidadari-bidadari,namun di negri ini hal tersebut bukan mimpi lagi tetapi sudah menjadi Kitab Terbuka yang dipahami sebagai ayat-ayat di hati,,,,Tabik!

Ruh Cinta

"Ruh" Cinta

oleh Kyai Budi Hardjono
SEDULURKU TERCINTA, ada seseorang sowan kepada Syeikh Maulana Rumi,namun saat mau masuk diusir oleh beliau,dan seseorang itu menggesa dan menghiba:"Apa salahku ya Maulana,hingga engkau mengusirku?" Syeikh Maulana Rumi menimpali: "Mintalah maaf dulu kepada orang yang kau ludahi kemaren itu?" Seseorang itu menjawab: "Darimana Maulana tahu itu, dan dimana dia aku cari karena kejadiannya di pasar kemaren, dan lagi yang aku ludahi itu orang Nasrani." Syeikh Maulana Rumi menggertak: "Tidak layak kau mengaku Muslim dengan tindakan seperti itu, kau tidak menghargai kemanusiaan, pergilah." Dengan hati berguncang si tamu yang tertolak itu pergi,dan menggesa di hati:darimana Maulana tahu? Dan di mana orang yang telah diludahi itu berada? Lama-lama si tamu itu menangis sepanjang jalan,dan tidak mengira kalau Maulana sampai menolak bertemu gara-gara dia meludai orang Nasrani saat ada percekcokan di pasar itu. Dia menyesal dan mencari dengan bertanya-tanya orang di pasar,di mana si Nasrani itu tinggal. Namun berhari-hari dia mencari tidak ketemu,sampai ke pasar mana-mana,mana-mana pasar.

Seminggu setelah pencarian tidak ketemu si Nasrani yang di ludahi itu,dengan memberanikan diri dia sowan lagi ke Maulana Rumi dan bilang kepada Maulana: "Punten ya Syeikh, saya sudah mencari dia kemana-mana namun tidak aku temukan dimana di tinggal." Maulana Rumi menjawab sembari mengusak dinding depan rumahnya dan terlihat jelas dimata si tamu itu gambar orang yang dicari: "Mata hatimu buta, dia ada di sana dan sedang bekerja untuk keluarganya, pergilah ke sana sekarang." Dengan segera si tamu pamit dan menuju lokasi yang ditunjukkan Maulana Rumi pada dinding rumahnya tadi. Setelah dia bertemu dengan yang diludahi itu, dia bersimpuh dan minta maaf, dimaafkan. Seketika setelah itu,dia kembali ke Maulana Rumi. Disana dia diterima dengan penuh penghormatan sebagaimana tamu-tamu lainnya. Bahkan dia menerima sesuluh dalam banyak hal dari Maulana Rumi,dimana memandang orang itu jangan sebatas pada selubung label hidupnya,tetapi harus dipandang Ruhnya yang tersembunyi dibalik selubung apapun dalam hidup ini, Dia yang cintanya universal itu.

Kisah di atas belum seberapa,lebih jauh lagi kisah saat Rasulullah SAW kedatangan rombongan orang "kafir", rombongan itu dimasukkan di masjid karena banyak sekali,lalu Rasulullah SAW membagi tamu-tamu kafir itu kepada para sahabat untuk menjamunya, namun setelah masing-masing sahabat dapat satu-satu,tinggal satu yang tubuhnya tiga kali orang dan itu bagian Rasulullah SAW. Bahkan mereka semua bermalam. Namun ada kejadian yang luar biasa,dimana orang gendut yang besarnya tiga kali orang itu setelah dijamu Rasulullah SAW, pada malam hari di dalam rumah Rasulullah SAW "kepesing" dan Rasulullah SAW tahu, lalu membukakan pintu dalam kegelapan,dan agar orang itu tidak tahu kalau Rasulullah SAW yang membukakan, Beliau bersembunyi dibalik daun pintu agar si gendut itu tidak menanggung malu. Si gendut keluar dan melanjutkan ngisingnya di luar,ronde kedua. Pagi-pagi setelah Rasulullah SAW berjama'ah subuh, si gendut itu melihat Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW sedang membersihkan kotorannya, dan sahabat hampir pada ngamuk karena kejadian itu. Namun Rasulullah SAW melarang mereka marah,dan dengan tersenyum saat si gendut dengan merengek meminta biar dirinya yang membersihkan kotorannya sendiri, Beliau bilang: "Ojo,biar aku yang membereskannya, aku yo kepingin golek ganjaran." Hati si gendut rubuh, kekafirannya patah dan berganti dengan iman,disertai seluruh rombongan yang ada.


Kawan-kawan,hanya orang-orang yang tulus yang bisa melakukan hal itu,dimana ketulusan itu bisa termiliki setelah membongkar selubung egosentrisitas, dan yang dipandang hanya Allah,sementara semua adalah milikNya belaka. MencintanNya ternyata musti dibuktikan dengan cara melayani dan menghargai milikNya,apapun sebutan milikNya itu,,,,Tabik!

Wednesday, December 17, 2014

Free Download Mawlid Simthudurror.apk


Free download "Mawlid Simthudurror" aplikasi  buat para pecinta Rosulullah SAW. untuk mengunduh aplikasi "Mawlid Simthudurror.apk" silahkan klik tautan dibawah ini :  

Kitab Mawlid Simthudurror for Android

Smart Launcher Full Version for Android




Deskripsi

Smart Launcher adalah peluncur untuk Android yang menggantikan antarmuka klasik ponsel Anda dengan satu sama lain yang sedikit lebih sederhana dan memungkinkan Anda untuk mengakses semua ikon Anda dalam cara yang lebih cepat dan lebih nyaman.

Dengan Smart Launcher Anda dapat mengakses semua aplikasi Anda dari layar kunci itu sendiri. Anda hanya perlu tekan pada sudut kiri bawah layar dan sidebar akan muncul dari mana Anda dapat dengan cepat mengakses semua aplikasi Anda, permainan dan layanan diinstal pada ponsel Anda.

Salah satu fitur yang paling menarik Smart Launcher adalah bahwa urutan aplikasi yang menggunakan Internet, layanan multimedia dan permainan akan dilakukan secara otomatis. Anda tidak perlu menyentuh apa-apa dan itu aplikasi itu sendiri yang mengatur dengan benar.

Smart Launcher adalah aplikasi launcher yang sangat lengkap yang memiliki semua yang diperlukan untuk tidak hanya mengelola perangkat Anda lebih baik, tetapi juga melakukannya lebih cepat.

Download link :

Tuesday, December 16, 2014

Tenang Cinta (Kyai Budi Hardjono)

"TENANG" CINTA
Oleh : "Kyai Budi Hardjono Al Jawi"


SEDULURKU TERCINTA, siang dan malam sejak dulu kala sama dalam terang dan gelap itu,sebagaimana kegembiraan dan kesedihan yang teralami oleh setiap kita, karena itu merupakan sunnah yang "nyokro manggilingan" atau bagai roda berputar. Keduanya dicipta dari Tuhan yang sama,cuma Tuhan disebut dalam keragaman "nama-nama",makanya makna Allah itu sendiri adalah Yang Dirindukan dan Yang Dicintai.Kesedihan dan kesenangan itu sama dalam hal melanda siapa saja,termasuk yang taat atau yang belum taat,raja atau rakyat. Makanya orang Jawa bilang bahwa hidup itu "wang-sinawang",ada keadilan Tuhan yang musti kita pandang, Dia tidak menyia-nyiakan apa dan siapapun juga. Makanya hidup ini bila dipandang dengan cara itu akan menjadikan "tenang", ketenangan bukan karena hidup berhenti dari masalah tetapi ketenangan itu sebenarnya sejauh mana antara susah dan senang tergantung dari perbuatan kita sendiri-sendiri,sedalam prasangka kita masing-masing.

Kalau dikaitkan Sabda Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw bahwa dunia ini ladang akhirat maka bagi orang-orang sebagaimana kita yang kuyub oleh tetumbuhan di negri agraris,yang terbiasa bertani dan berladang, hal tersebut terasa lebih "karib" bahwa apa yang kita tabur maka kita akan menuai sendiri. Namun karena manusia itu tempat lupa, maka kejadian yang teralami sering dan bahkan selalu akan tidak terima,bahkan protes. Hal ini jelas karena tidak menyadari akan Kesucian Tuhan,karena baik dan buruk manusia akan kembali kepada manusia itu sendiri. Hal ini tercermin pada gejala siang dan malam itu, dimana matahari itu tidak pernah padam, tetapi bila malam tercipta itu karena bumi memunggungi cahaya matahari lalu terciptalah malam. Demikianlah hidup ini,dimana cahaya Tuhan tidak pernah padam,namun karena manusia memunggungi cahaya Ilahi lalu terciptalah kegelapan hidup dengan segala cabang-cabangnya,termasuk sekecil galau itu.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa siang malam itu bergiliran, sebagaimana kesedihan dan kesenangan,sejauh kebaikan dan keburukan.Untuk itu "mengkritik" satu hal dalam satu waktu yang terus bergerak ini adalah tindakan yang menggelikan karena betapa sangat lemahnya manusia bila dihadapkan keseluruhan kehendakNya untuk hambaNya ini, sementara yang mengkritik pun diam-diam bergerak. Artinya, sesama ditempa dilarang saling mengkritik,karena amalam sekecil apapun akan kembali kepada pelakunya. Sebagaimana menanam jagung akan tumbuh jagung,menanam duri juga akan tumbuh pohon duri. Namun demikian, seandainya kita memandang pengkritik juga harus kuat karena pengkritik itu juga bagian dari kegelian dalam arti mereka ditakdirkan tindakannya hanya bicara, bukan sejauh melayani atau membenahi dalam tindakan.

Kawan-kawan,bila kita mengenal sunnah perubahan maka disana kita akan tahu bahwa setiap hal akan mengalami:mijil, maskumambang, kinanti, asmarandana, dandanggulo, gambuh, pangkur, megatruh dan pocong. Dan itu berlaku setiap saat, bagi apa dan siapa kecuali Dia Yang Kekal...Tabik

Selubung Cinta (Kyai Budi Hardjono)

"SELUBUNG CINTA"
Oleh : "Kyai Budi Hardjono Al Jawi"


SEDULURKU TERCINTA, cukup kiranya kita memahami Sabda Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW bahwa sesungguhnya Gusti Allah itu tidak melihat bentuk dan rupa namun melihat hati dan amal-amal. Sabda ini sebenarnya bisa membongkar segala jenis "label" yang cenderung mengurung dalam batas geografis nan sempit. Tuhan saja menyatakan "Laisa Kamistslihi Syai'un" atau Tan Kinoyo Ngopo, ini jelas-jelas sebagai sumbernya, dan tentu segala percikannya memiliki watak yang sama, universal. Kemudian bisa dirumuskan bahwa "bagian itu apresiasi dari keseluruhan", sebagamana setetes air adalah juga air yang berasal dari Lautan, seberkas cahaya adalah berasal dari Sumber Cahaya, seorang manusia dalam segala warna kulitnya adalah dari nenek moyang Adam, makanya Tuhan menyatakan bahwa semua makhluk adalah keluargaNya. Air bisa digunakan oleh semua makhluk, sebagaimana cahaya, sebagaimana udara, sebagaimana, sebagaimana, semua adalah percikanNya.

Sebutan atau nama-nama atau label adalah juga anugrahNya, namun label-label itu jelas ketika dihadapkan dengan Gusti Allah tidak terpakai karena bentuk atau rupa itu semua akan kembali ke tanah, makanya Dia tidak melihat bentuk dan rupa tetapi melihat hati dan amal-amalnya. Kalau begitu,soal geger gember label mustinya dipahami bersama bahwa semua itu tidak akan dipandangNya, kecuali hati yang mengusung Cinta dengan tindakan pelayanan-pelayanannya itu. Cinta adalah tindakan Tuhan yang paling dekat kita kenal, dan nama-nama itu merupakan selubung atau kulit yang sangat memalukan bila dijadikan alat pertentangan,karena semua nama-nama itu adalah milikNya, dari Dia. Meremehkan setiap hal pada hakekatnya meremehkan Dia. Kalau diukur dari ini, maka betapa masih jauh perjalanan Cinta itu bila kita masih mengedepankan bentuk dan rupa serta nama-nama, sementara kita  dan segala yang ada merupakan pancaran dari RuhNya.

Jalan Cinta,inilah yang bisa mengubah keragaman menjadi Kesatuan, bisa mengubah jauh menjadi keterdekatan, bisa mengubah permusuhan menjadi persahabatan, bisa mengubah lawan menjadi kawan, bisa mengubah raja menjadi sahaya, bisa mengubah segalanya. Kenapa? Karena bukan label-label dalam bentuk dan rupa itu yang kita pandang namun melihat hati yang di sana Cinta bermahkota dan melihat amal-amal yang berguna bagi sesama makhlukNya ini. Dunia yang penuh pertentangan ini disebabkan karena tidak sadar akan misi-misi kenabian dan kerasulan yang mengusung tentang Cinta Tuhan di bumi, melalui keragaman bahasa yang ada.

Kawan-kawan,kita merindukan keberagamaan yang memahami bahwa Tuhan itu Esa melalui para Kekasih Hati dengan bahasa yang berbeda, Dia adalah pencipta segala sesuatu, Dia menciptakan makhluk sama. Dia menciptakan dan memelihara jantera alam semesta melalui sabda-sabda yang dari langit itu bagai hujan dari langit yang memberkahi bumi seisinya,dan semua yang tumbuh di bumi berguna bagi semua secara universal, dan menjadi sangat aneh bila manusia yang justru menjadi wakilNya di bumi dalam mengusung Cinta Dia malah sektarianistik, primordialistik, subyektifistik, dengan cinta yang menyempit tindakannya. Dia tidak melihat bentuk dan rupa namun melihat hati dan amalnya,,,Tabik!

Kecelik Cinta (Kyai Budi Hardjono)

"KECELIK CINTA"
Oleh: "Kyai Budi Hardjono Al Jawi"

SEDULURKU TERCINTA, air yang datang dari langit bernama hujan itu sejak dulu sama,dalam arti bening dan berlaku untuk siapa saja. Demikianlah wahyu yang datang dari langit itu suci, diturunkan kepada orang-orang suci yang benama Nabi dan Rasul,dan semua tindakan Nabi dan Rasul itu sama, dimana kasih sayangnya untuk semesta raya, terutama manusia secara universal atau rahmatan lil'alamin itu. Semua orang-orang suci itu membawa amanat yang sama, yang berwujud Kebenaran yang menunjukkan jalan yang sama. Sebagaimana air hujan itu, berlaku untuk semua zaman dan seluruh umat manusia serta alam semesta raya. Dari air hujan itu, maka bumi yang mati menjadi hidup kembali,dari yang kering menjadi taman yang mempesona setiap jiwa. Dari wahyu yang turun maka jiwa-jiwa yang mati hidup kembali,dan jiwa-jiwa yang kering menjadi taman kebahagiaan pada setiap insani.

Kemudian dalam perkembangannya,wahyu yang selaksa air hujan itu disempitkan fungsinya dalam kepentingan pribadi atau kelompok,sehingga hal-hal yang universal menyempit dan berujung kepada pertengkaran dan percekcokan, hingga saling membunuh. Kondisi inilah yang menjadikan Tuhan turun tangan melalui para utusanNya agar menyatukan hal-hal yang menjadikan pertentangan untuk disatukan lagi. Mereka diutus untuk menyatukan manusia dan bukan untuk mencerai-beraikan. Mereka datang untuk mengajar bagaimana harus membaktikan diri kepada Tuhan, mereka datang untuk menyadarkan bahwa apa-apa yang beragam ini bukan untuk menjadikan alat pertentangan namun harus dipandang sebagai rahmat yang saling memberikan keberkahan hidup. Keragaman yang ada ini hanylah pendaran dari Dia,Yang Satu. Untuk itu, setiap yang menggiring kepada bentuk penyempitan jiwa ini maka itu jelas bahwa air bening yang suci itu telah tercemari oleh kotoran yang bernama egosentrisitas atau kepentingan pribadi atau kelompok, demikianlah soal wahyu itu bila dikotori oleh kepentingan pribadi maka agama hadir bukan menjawab persoalan manusia, malah agama menjadikan masalah bagi masyarakat,bukan meringankan beban malah membebani kehidupan.

Nusantara ini adalah wilayah yang sejak mula menunjukkan keragaman,baik secara alam atau sisi apapaun. Semua hadir di sini dengan dengan mengusung "kedamaian" sehingga jauh sebelum merdeka pun masyarakatnya sudah rukun dan guyub walau dipisahkan oleh laut dan pulau, serta keragaman suku dan bahasa. Artinya,karena semua elemen bangsa ini menyadari bahwa semua bergerak menuju Tuhan dengan ajaran masing-masing maka hal-hal yang berwujud keragaman dipandang sebagai satu lingkaran,persaudaraan dan kebersamaan namun semua mengerucut ke satu tujuan,Tuhan. Namun akhir-akhir ini terjadi perkembangan yang sangat "menggelikan",masyarakat yang sejak mula rukun dan guyub itu terkoyak oleh pertentangan "agama",bahkan percekcokan dalam satu agama. Dan ini akan sangat menjadi bumerang, dimana agama hadir ke sini semula dengan niat membawa ajaran sebagaimana orang-orang suci yang bergerak dalam kesadaran persaudaran dan kebersaman di dalam Cinta Tuhan,malah agama menyuguhkan "masalah" yang sangat bertentangan dengan keadaan yang semula damai dan rukun.

Kawan-kawan,memang nampaknya orang-orang Jawa [baca:Nusantara] itu diam namun diam-diam orang Nusantara menyimak dengan seksama dalam arti bahwa kalau dalam satu agama saja menjadikan ketidak-rukunan maka apa yang bisa diusung oleh agama itu dalam wujud kedamaian. Hal-hal inilah yang justru akan menjadikan orang "berpaling" dari agama karena tidak riel dalam memberikan kontribusi masyarakat untuk saling berbagi. Ada indikasi yang menyeruak dalam pergaulan bahwa karena agama-agama yang tidak mengusung kedamaian ini hanya bikin masalah, bahkan diangggap "agama impor" yang hanya bikin masalah sebagaimana barang-barang impor lainnya,,,Tabik!

Catatan Kejadian Penting Pesantren Sabilil Muttaqien

Catatan Kejadian Penting di 
Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) 

1. Tahun 1303 H/ 1886 M
    Berdirinya Pesantren Takeran oleh  Ky. Hasan Ulama’ dan Ky. Moh. Ilyas

2. Kamis Pon, 5 Syawal 1317 H/ 22 November 1899 M
    Wafatnya Mbah K.H. Moh. Ilyas

3. Selasa Wage, 15 Dzulhijjah 1337 H/ 5 September 1919 M
    Wafatnya Mbah Ky. Hasan Ulama’

4. Ahad Wage, 24 Dzulhijjah 1337 H/ 20 September 1919 M
    Lahirnya Ky. Imam Mursyid Muttaqien

5. Jum’at Legi,  20 Rabiul Tsani 1355 H/ 10 Juli 1936 M
    Wafatnya K.H Imam Muttaqien

6. Tahun 1355 H/ 1936 M
    Setelah wafatnya K.H Imam Muttaqien, dibentuk Majelis Pimpinan Pesantren Takeran.

7. Rabu Legi, 9 Syawal 1358 H/ 22 November 1939 M
    Dibentuk Majelis Ma’arif (pengajaran) Pesantren Takeran dengan : Ky. Moh. Umar bin Ky. Hasan     Ulama’ sebagai Rois Akbar dan Ky Imam Mursyid Muttaqien sebagai Mudir (Ketua Umum).

8. Kamis Kliwon, 16 Ramadhan 1362 H/ 16 September 1943 M
    Berdirinya Pesantren Sabilil Muttaqien (P.S.M) Takeran

9. Jum’at Pon, 13 Dzulqo’idah 1367 H/ 17 September 1948 M 
    Penculikan PKI Madiun terhadap Ky. Imam Mursyid Muttaqien (Ketua Umum Pesantren Sabilil         Muttaqien).

Apabila ada kesalahan dalam penulisan mohon maaf dan masukkannya. 
Matur suwun

Monday, December 15, 2014

Ridwan (Tari Sufi) Ponorogo





Rutinan Ahad Pon

Majlis Dzikir dan Sholawat Takeran

Di halaman musholla Al Muttaqien Takeran, bersama Nurul Musthofa Takeran dan Tari Sufi Ponorogo

Monday, December 1, 2014

Fajri Penari sufi Kawulo Gusti PSM Takeran



Pengajian rutin tanggal 9 Lintang Songo Magetan

Pesona Ahli Hijab

Adakah seorang wanita yang kehilangan kecantikannya hanya karena ia berhijab????

Sesungguhnya setiap jengkal dari wanita adalah aurat yang memunculkan angan yang berbeda bagi tiap yang memandangnya...

Patut disyukuri bagi seorang wanita yang dengan ikhlas menutupi dirinya, menjaga diri dan kesuciannya hanya untuk suami-suami mereka karena Allah.

Ingatkah kamu pada wanita-wanita suci pendahulu?????

Khodijah, Fatimah, Maryam, Aisyah dan lainnya,,,mereka menjaddi wanita mulia karena menjaga diri dengan hijab, menjaga hati dengan akhlak, iman dan taqwa.
Maka wajar jika surga Allah adalah hadiah bagi mereka.

Pesona Cleopatra bisa pudar, tetapi pesona ahlul hijab tidak akan luntur dan pudar sepanjang masa sebab ia selalu memancarkan aura cahaya kesucian yang tak akan pernah padam............

MANUSIA MEMANG MENGHERANKAN



Siapa yang tak heran pada orang yg tau bahwa ia akan mati tapi masih tertawa-tawa,,,,

Pada orang yang tahu bahwa dunia akan hancur tapi masih amat mencintainya,,,

Pada orang yang tahu bahwa segala sesuatu itu berdasarkan takdir tetapi masih menyusahkan orang yang ditinggalkannya,,,,

Pada orang yang tahu tenang adanya perhitungan amal tapi masih menimbun    harta,,,

Pada orang yang percaya neraka tapi masih suka berbuat dosa,,,,
Pada orang yang mengakui ALLAH secara mantap tapi masih suka menyebut selain ALLAH,,,,

Pada orang yang inginkan surga tapi masih terlena oleh dunia,,,,

Pada orang yang tahu bahwa setan adalah musuh yang nyata tapi masih menuruti ajakannya…

"Sayyidina Usman Bin Affan"

Kisah Pohon Apel dan Seorang Anak

Kisah Pohon Apel
(Memahami cinta kasih seorang Ibu melalui sebuah cerita sederhana)


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.

“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.

“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang……… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.

“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

“Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu. “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali.

Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.”[QS.al Isra: 23-34]

Kami perintahkan kpd manusia supaya beruntuk baik kpd dua orang ibu bapaknya, ibu mengandung dgn susah payah, dan melahirkan dgn susah payah (pula). Mengandung sampai menyapih ialah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umur sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yg telah Engkau berikan kpdku dan kpd kedua orang tuaku dan supaya aku dpt beruntuk amal yg shalih yg Engkau ridlai, berilah kebaikan kpdku dgn (memberi kebaikan) kpd anak cucuku. Sesungguh aku bertaubat kpd Engkau dan sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri” Al-Ahqaaf : 15

Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak sahabat dan rekan. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

"Ridlallahi fi ridlo walidain" 

Wortel, Telur Atau Kopi

Wortel , Telur, Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panic pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam
dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi
kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing- masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," Tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

" Wasiat Kyai Imam Mursyid Muttaqien "

" Wasiat Kyai Imam Mursyid Muttaqien "

1.   Warga PSM kudu netepi mujahaddah
2.   Warga PSM ambelani ke-PSM-ane
3.   Warga PSM kudu netepi komando akhirat
4.   Warga PSM kudu netepi amar-amar PSM
5.   Warga PSM kudu rukun bersatu manunggal
6.   Warga PSM kudu wani amberantas hawa nafsu
7.   Warga PSM Al-Qur'an, tasbih, sajadah. Dene gawane wesi aji (pusoko)
8.   Warga PSM ora keno njajal kabisane
9.   Warga PSM marang lelakon iki kudu ditekakne marang kasempurnan
10. Warga PSM ora keno mberkahake kebisane
11. Warga PSM yen ono kepentingan cukup diwacaake sak kalimat
12. Warga PSM yen kepergok sambate ........... pimpinane
      Gaman wesi aji yen ono gawe dihunus
13. Warga PSM sing wis insaf, mongko durung dibengat kudu dilatih
14. Warga PSM ojo mamang-mamang, asal taat ke-PSM-ane, menowo sakarat pati, senajan durung           dibengat Insya Allah, Gusti Allah piyambak kang bakal nulungi
15. Warga PSM kudu gelem dadi cagake PSM
16. Warga PSM yen diomongi kebecikan  kudu digugu, senajan seng omong kui ora sholat

Puisi Rabiah Al-Adawiyyah

Dalam Risalah al-Qusyairiyyah, Rabiah al-Adawiyyah berdo’a: ” Tuhanku, akan terbakarkah oleh api neraka kalbu yang mencintai-Mu?” Tiba-tiba dia mendengar suara: “Kami tidak sama sekali melakukan itu. Janganlah kau buruk sangka kepada Kami.”

Menurut Rabiah al-Adawiyyah , kepatuhannya kepada Allah bukanlah tujuannya, sebab dia tidak mengharapkan nikmat surga dan tidak takut azab neraka, tetapi dia mematuhi-Nya karena cinta kepada-Nya. Seperti ungkapannya berikut:
Dalam batin kepada-Nya kau durhaka, tapi
Dalam lahir kaunyatakan cinta suci
Sungguh, aneh sangat gejala ini
Andaikan cintamu memang tulus dan sejati
Yang Dia perintahkan tentu kau taati
Sebab, pecinta pada Yang Dicintai patuh dan bakti.

Ketika Sufyan al-Tsauri bertanya kepada Rabiah al-Adawiyyah : ” Setiap keyakinan mempunyai syarat, dan setiap kenyakinan mempunyai realitas. Bagaimanakah realitas keimananmu?  Rabiah menjawab. Aku tidak menyembahnya karena takut neraka-Nya, dan bukan karena cinta surga-Nya, sepertinya aku ini hanya pekerja kasar yang bekerja karena upah saja. Tapi aku menyembahnya karena aku cinta kepada-Nya.
Doa Munajat Rabiah al-Adawiyyah :

Tuhanku, sekiranya aku beribadah kepada-Mu karena takut neraka-Mu, biarlah diriku terbakar api jahanam-Mu. Dan sekiranya aku beribadah kepada-Mu, karena mengharap surga-Mu, jauhkanlah aku darinya. Tapi sekiranya aku beribadah kepada-Mu hanya semata cinta kepada-Mu, Tuhanku, janganlah Kauhalangi aku melihat keindahan-Mu yang Abadi.”

Kujadikan Kau teman berbincang dalam kalbu,
Tubuhku pun biar berbincang dengan temanku,
Dengan temanku tubuhku berbincang selalu,
Dalam kalbu terpancang selalu Kekasih cintaku,
dalam  puisinya yang lain diungkapkan juga:
Aku cinta Kau dua model cinta,
Cinta rindu, dan cinta karena Kau layak dicinta,
Adapun cinta rindu,
karena hanya Kau kukenang selalu bukan selain-Mu,
Adapun cinta karena Kau layak dicinta, karena Kau singkapkan tirai sampai Kau nyata bagiku.
Bagiku cinta ini-itu tidak ada puji.

Namun bagi-Mu Sendiri sekalian puji.

Ketumaan Sholat Tarowih

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:

1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

2. Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.

3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.”

4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).

5. Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

6. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.

8. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as

9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.

10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.

14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”

19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.

24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.

25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.

26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.

29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.

30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : “Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”

Akhirnya, semoga amal ibadah kita diterima dan kita mendapatkan pangkat dan derajat dari Allah sebagai seorang yang bertakwa.

Sumber Hadist dari Kitab Duratun Nasihin, Bab Keistimewaan Bulan Ramadhan.

MUNAJAT SYEKH IBNU 'ATHAILLAH AS-SAKANDARI

MUNAJAT SYEKH IBNU 'ATHAILLAH AS-SAKANDARI


Ilahi,
Akulah fakir dalam kecukupanku
Bagaimana aku tidak fakir dalam kefakiranku?

Ilahi,
Akulah si bodoh dalam pengetahuanku
Bagaimana aku tidak bodoh dalam kebodohanku?

Ilahi,
Ragam aturanmu di semesta ini
Dan kecepatan manifest ketentuan-ketentuanMu
Telah mencegah hamba-hambaMu yang mengenalMu
Dan tiada harapan dariMu dalam cobaan (kecuali padaMu)

Ilahi,
Dariku layaklah dengan cacian
DariMu layaklah dengan pujaan

Ilahi,
Engkau Sifati diriMu dengan kelemahlembutan padaku
Sebelum adanya kelemahanku
Apakah Engka tega menghalangi lemah lembutMu
Setelah adanya kelemahanKu?

Ilahi,
Jika yang tampak kebajikan padaku itu
Sungguh, itulah anugerahMu padaku
Jika yang tampak itu keburukanku
Sungguh, itulah keadilanMu, dan
HakMulah berhujjah padaku

Ilahi
Bagaimana Engkau serahkan itu padaku
Sedangkan diriku telah memasrahkan diri padaMu
Bagaimana jua aku mengurangi hakku
Sedang DiriMu Yang MenolongKu
Bagaimana aku tak beruntung
Sedang Engkaulah yang menyayangiKu
Inilah aku, tawassul padaMu
Dengan kefakiranku di sisiMu
Kefakiran yang yang menujukkan padaMu
Dan menyambungkan hubungan di sisiMu

Bagaimana mungkin aku bertawassul padaMu
Dengan kemustahilan-kemustahilan untuk bersambung denganMu?
Bagaimana jua aku mengeluh padaMu tentang derita
Sedangkan tak samar sedikit pun dari pandanganMu
Bagaimana aku urai dengan kata-kataku padaMu
Sedang kata itu dariMu dan menuju kepadaMu?
Bagaimana aku gagal menempuh cita-citaku
Sedang aku telah menebusnya bagiMu
Bagaimana ahwal ruhaniku tak elok
Padahal bersamaMu tegak berdiri Menuju kepadaMu?

Sebuah Puisi Cinta dari Khalil Gibran

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, 
Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
Seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
Tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
Melainkan suatu awal kehidupan baru,
Kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
Mereka yang telah dan tengah mencari dan mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan. 
Kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, 
Cintamu akan tetap di hatinya sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.


Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa,
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai seseorang, 
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari.

"KHALIL GIBRAN"

CINTA

ALAM BERKATA TENTANG CINTA 

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”..lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab...
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu..
Dia memang diinjak dan dihina.. tetapi dia tak peduli..pikir Cinta hanya memberi.. dan itu sajalah inginnya.”..

Air menjawab..
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan.. kerelaan akan keterikatan..
kerinduan dan kesenduan..atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan...
Api menjawab..
“CINTA adalah panas yang membakar segala.. dia memusnahkan semua untuk dapat hidup dan menyala...
Demi merasakannya..makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”..

Angin menjawab..
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya.. Orang bilang dia buta.. sebab itu inginnya.
dIa tak terlihat.. tapi tanpanya segala raga akan hampa...”

Langit menjawab..
“CINTA adalah luasan tanpa batas...Luasnya tiada makhluk yang tahu...
Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru atau derita kelam yang kelabu..

Matahari menjawab..
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan.. Dia tak akan lelah memberi sampai dia padam dan mati.”..

Pohon menjawab..
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya...Dia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal...
Tapi Dia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi..berbuah dan berbunga indah.”..

Gunung menjawab..
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi...Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan...
Namun saat gundah..Dia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”..

Lalu aku bertanya pada CINTA...
“Wahai cinta apakah sebenarnya arti dirimu...??”

Cinta menjawab..
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya..meski kau tak melihat-Nya... Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya..
tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya...
Sebab cinta bukan indera.. tapi adalah rasa.”...

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya dan takut jika Dia meninggalkanmu...
Takut jika dia tak menyukaimu lagi.. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya..bahkan jika engkau harus menderita atau yang lebih mengerikan dari itu.”..

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain..Engkau tidak mendua dalam harapan..dan demikian selamanya..

''CINTA adalah engkau setia menjadi budak-Nya..yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu..
hidup dan mati untuk Dia..Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui.. hanya sebagai budak..sebagai hamba.”..

Diatas segalanya...
''CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain selain pada-Nya..
Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya..
Engkau suka apa yang Dia sukai dan benci apa yang Dia benci..
Engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”..

Aku lantas bertanya pada CINTA..“Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlaru CINTA menjawab..
“Selama engkau mengetahui hakekat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri..maka itu semua akan kau rasakan..
percayalah padaku tambahnya….”..

Aku pun Berteriak..
“Wahai KAU SANG MAHA PECINTA ...terimalah cintaku yang sederhana ini.. izinkanlah aku merasakan cinta-Mu yang Maha Indah…”

Wahai pemilik HATI..andai aku belum cukup memberi...ujilah hamba sampai suatu masa hamba tidak berdaya lagi dan saat itu hamba akan merasa puas di hati karena dianya telah penuh dengan cinta Illahi..

Korbankan perasaan pada jalan Illahi..biar satu dunia mencaci...
tapi demi jalan ini.. teruskan langkah sampai tiada berdaya lagi..
biar semua tahu yang kau sebenarnya mampu...asal ada Dia di sisimu....

Kembalikan iman dalam diri..dan coba periksa kembali hati..
agar tidak tercemar dengan kotoran nafsu yang menipu..-
mengenang nasib diri

"Salam Rindu"
KEDAI SUFEE

Tuesday, November 25, 2014

Di dunia ini ternyata ada empat hal yang tidak bisa diduga: Lahir, Nikah, Meninggal, dan … Gus Dur!


Di dunia ini ternyata ada empat hal yang tidak bisa diduga: Lahir, Kawin, Meninggal, dan … Gus Dur!
Guyonan itu, rupanya, tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR Kamis lalu bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato Ketua DPR Akbar Tandjung sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato dengan memanjatkan syukur. Maka, Gus Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa: syukur memang perlu dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden kini banyak ditunggu penonton televisi. Padahal, dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV-nya. Begitu tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya. Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu, perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus nonton televisi.
***
Mungkin Gus Dur tidak menyangka bahwa suatu saat dirinya jadi presiden. Maka, di masa lalu banyak sekali presiden di dunia ini yang jadi sasaran humornya. Misalnya saat tampil bersama humorolog Jaya Suprana di TPI tahun lalu. Gus Dur menceritakan, Hosni Mubarak, presiden Mesir, sangat marah karena seorang rakyatnya membuat 39 humor yang menyakitkan hati Mubarak.
“Saya ini presiden, saya bisa hukum kamu, apakah kamu tidak takut?” bentak Mubarak. Apa jawab si pembuat humor? “Mohon ampun paduka. Humor ke-40 itu bukan kami yang membuat!”
Saat itu Gus Dur juga menghumorkan Pak Harto yang sangat ditakuti, tapi sebenarnya juga dibenci rakyat banyak. Suatu kali Pak Harto terhanyut di sungai dan hampir meninggal. Seorang petani menolongnya dengan ikhlas. Si petani tidak tahu siapa sebenarnya yang dia tolong itu. “Saya ini presiden. Presiden Soeharto. Kamu telah menyelamatkan saya. Imbalan apa yang kamu minta?” kata Soeharto. “Pak, saya hanya minta satu,” jawab si petani. “Jangan beri tahu siapa pun bahwa saya yang menolong Bapak.” Presiden Habibie yang doyan bicara itu juga dijadikan sasaran humor Gus Dur. Suatu saat Gus Dur yang terkenal gampang tertidur (tapi selalu bisa mengikuti apa yang dibicarakan orang selama dia tidur) menghadap Habibie. Sang presiden bicara ke sana kemari tidak henti-hentinya. Apa komentar Gus Dur? “Saya sih cuek saja. Biar dia bicara terus. Toh saya tidur,” katanya.
***
Sikap cuek memang ciri khas Gus Dur. Namun bukan berarti mengabaikan. Dia memang ngotot tetap keliling negara-negara ASEAN meski banyak tokoh memintanya pulang (karena Aceh gawat). Bahkan, dia juga tetap ke AS dan Jepang. Dan, sebentar lagi ke negara-negara Timur Tengah.
Apakah Gus Dur cuek sungguhan? Saya kira tidak. Gus Dur tentu tahu bahwa salah satu syarat berdirinya sebuah negara adalah adanya pengakuan negara lain. Sepanjang tidak ada negara lain yang mengakui, maka berdirinya sebuah negara dianggap tidak sah. Nah, Gus Dur bisa sekalian keliling ke negara-negara itu untuk merayu mereka agar jangan memberikan pengakuan dulu kepada Aceh atau bagian mana pun dari Indonesia. Kalau seluruh negara ASEAN tidak memberikan pengakuan, kalau AS dan Jepang tidak memberikan pengakuan, kalau negara-negara Timteng bersikap sama dan demikian juga negara-negara lain, maka kemerdekaan Aceh belum akan terjadi. Ini berarti Gus Dur masih punya waktu untuk negosiasi dengan Aceh. Selama kurun waktu yang pendek itu, Gus Dur bisa menuntaskan seluruh persoalan yang selama ini menyebabkan
rakyat Aceh marah. Ini berbeda dengan soal Timtim yang memang tidak diakui dunia internasional sebagai bagian Indonesia.
***
Gus Dur memang kelihatan cuek, namun sebenarnya serius. Gus Dur juga kelihatan sering mbanyol, namun juga serius. Sikap cuek itu bukan saja tertuju kepada orang lain, tetapi juga kepada dirinya sendiri.
Suatu saat saya menjenguk Gus Dur yang diopname karena stroke di RSCM Jakarta. Saat itu saya memang presiden direktur PT Nusumma dan Gus Dur presiden komisarisnya. Saya lihat Gus Dur berbaring miring karena memang belum boleh duduk. Setelah menyalaminya, saya mengucapkan permintaan maaf karena baru hari itu bisa menjenguk. “Saya sakit gigi berat, Gus,” ujar saya.
Tanpa saya duga, Gus Dur ternyata men-cuekin keadaan kesehatannya. Dia langsung memberi saya teka-teki yang ternyata humor segar. “Sampeyan tahu nggak, apa yang menyebabkan sakit gigi?” tanyanya. “Tidak, Gus,” jawab saya.
“Penyebab sakit gigi itu sama dengan penyebab orang hamil dan sama juga dengan penyebab mengapa rumput sempat tumbuh tinggi,” katanya. Saya masih melongo. Gus Dur menjawab sendiri teka-tekinya. “Yaitu sama-sama terlambat dicabut,” ujarnya. Saya langsung tertawa.
Di saat yang lain pesawat yang akan ditumpangi Gus Dur ke Semarang batal berangkat. Padahal, dia sudah lama menunggu. Gus Dur biasa sekali antre tiket sendiri. Meski ada hambatan pada penglihatan, Gus Dur sudah sangat hafal liku-liku bandara. Saking seringnya bepergian.
Saat itu di Jateng lagi getol-getolnya kuningisasi. Apa saja, mulai bangunan sampai pohon-pohon, dicat kuning atas instruksi Gubernur Jateng Suwardi. Maksudnya agar rakyat semakin mencintai Golkar. Maka, ketika para penumpang lain marah-marah, Gus Dur cuek saja.
“Sampeyan tahu nggak mengapa pesawat ini batal berangkat ke Semarang?” tanyanya. Lalu, dia menjawab sendiri pertanyaannya: “Pilotnya takut, kalau-kalau begitu pesawatnya mendarat langsung dicat kuning,” katanya.
Humor ini kemudian menjadi sangat populer.
***
Begitulah. Hampir tidak pernah pertemuan saya dengan Gus Dur tanpa diselipi humor. Sasaran humornya bisa dirinya sendiri, bisa NU yang dia pimpin, bisa juga para kiai sendiri.
Pernah Gus Dur punya humor begini: seorang kiai datang mengeluh kepadanya karena satu di antara empat anaknya masuk Kristen. Sang kiai mengeluh, kurang berbuat apa sampai terjadi demikian. Padahal, dia tidak kurang-kurangnya berdoa kepada Tuhan agar tidak ada anaknya yang masuk Kristen. “Sampeyan jangan mengeluh kepada Tuhan. Nanti Tuhan akan bilang, saya saja punya anak satu-satunya masuk Kristen!”
***
Kita memang sedang melihat sosok presiden yang amat berbeda. Ketika dia salah ucap di depan DPR dengan mengatakan “tentang pembubaran DPR … eh, Deppen dan Depsos…” dengan entengnya Gus Dur menertawakan dirinya sendiri sebagai penutup kesalahan ucap itu. “Yah, beginilah kalau presidennya batuk dan Wapresnya flu!”
Sama juga ketika dia tampil di forum internasional di Bali. Dengan entengnya, Gus Dur mengejek dirinya sendiri dengan bahasa Inggris yang sangat baik bagaimana sebuah negara yang presidennya buta dan Wapresnya bisu.
***
Dari semua tokoh yang berkomentar terhadap laku Gus Dur seperti itu, adik kandungnyalah yang bisa memberikan gambaran tepat. “Gus Dur itu seperti sopir yang kalau belok tidak memberi richting dan kalau ngerem selalu mendadak,” ujar Salahuddin Wahid, sang adik.
Tapi, bisakah Gus Dur mengerem Aceh? Gus Dur tentu sudah mendengar Aceh itu ibarat kelapa. Seperti yang disampaikan seorang tokoh Aceh di TV. Rakyat adalah airnya, ulama adalah dagingnya, mahasiswa adalah batoknya, dan GAM adalah sabutnya.
Tokoh tersebut berpendapat ulamalah yang harus dijaga. Sebagai ulama, tentu Gus Dur lebih tahu bagaimana caranya. Gus Dur punya humor bagaimana harus merangkul ulama. Suatu saat rombongan ulama naik bus. Ada seorang ulama yang membuka jendela sehingga tangan si ulama keluar dari bus. Ini tentu bahaya dan melanggar peraturan “dilarang mengeluarkan anggota badan”. “Jangan sekali-kali menegurnya dengan alasan membahayakan tangan si ulama,” ujar Gus Dur. Lalu bagaimana? “Bilang saja begini: Mohon tangan Bapak jangan keluar dari jendela karena tiang-tiang listriknya nanti bisa bengkok!”.
***

Lalu, bagaimana sebaiknya sikap DPR setelah dijadikan sasaran humor Gus Dur sebagai taman kanak-kanak itu? Sebaiknya dicuekin saja. Kalau DPR ribut terus bisa-bisa Gus Dur malah dapat bahan humor baru. Misalnya dengan  mengatakan bahwa DPR ternyata malah seperti play group!Bahkan, tidak mustahil kalau Gus Dur justru berkata begini: Kok sampeyan yang tersinggung. Mestinya kan taman kanak-kanaknya!
Sumber : http://www.dahlaniskan.net/di-dunia-ini-ternyata-ada-empat-hal-yang-tidak-bisa-diduga-lahir-kawin-meninggal-dan-gus-dur/

Yang Kelima.................
Bapak DAHLAN ISKAN hehehhehe