Thursday, February 26, 2015

WIRID BA’DA SHOLAT SHUBUH, DHUHUR, ASHAR DAN ISYA’

TUNTUNAN PUJIAN SEBELUM SHOLAT 5 WAKTU DAN
 WIRID BA'DA SHOLAT 5 WAKTU PSM TAKERAN

TUNTUNAN PUJIAN SEBELUM SHOLAT 5 WAKTU DAN WIRID BA'DA SHOLAT 5 WAKTU PSM TAKERAN

Tuntunan Mujahaddah taubah Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) Takeran Magetan

Download here


TUNTUNAN MUJAHADDAH TAUBAT UNTUK KE-PSM-AN

TUNTUNAN MUJAHADDAH TAUBAT UNTUK KE-PSM-AN
 

Tuntunan mujahaddah ke-PSM-an

donwload here

Monday, February 2, 2015

"Delok-Delok" Cinta

 Oleh Kyai Budi Hardjono

SEDULURKU TERCINTA,dalam ungkapan orang Jawa "delok-delok" itu maknanya "melihat-lihat",sejauh menimbang rasa terhadap sesuatu.Makanya,melihat itu sarananya bukan sekedar "mata kepala" tetapi tergantung sasarannya.Melihat warna dengan mata,melihat aroma dengan hidung,melihat suara dengan telinga,melihat nilai dengan "indra dalam" itu.Jantera alam ini digelar untuk "delok-delok" itu,sehingga "delok" bisa dijarwodosoki "ngandel mergo nyawang barang elok",artinya dibalik mentafakkuri apa yang ada ini akan menetes "keyakinan" atau "ngandel" terhadap Gusti Allah dibalik yang maujud ini yang sungguh "elok",wajibul Wujud walau "tan kinoyo ngopo",laisa kamitslihi syai'un.Gusti Kanjeng Nabi Muhammad saw sendiri mengabarkan bahwa hidup ini adalah "abirussabil",bagai pelancong yang "delok-delok" itu,melihat-lihat.Dan ini diterjemahkan oleh orang Jawa menjadi "mampir ngombe" dalam kemusafirannya.

Dalam "delok-delok" ada dua hal yang bisa diperoleh,pada satu sisi menyaksikan hal-hal yang menakjubkan dari berbagai sudut pandang dan cara pandang,pada sisi yang lain melahirkan "nyeri rindu" karena dahaga jiwa yang tidak puas atas segala "tanda-tanda" yang tergelar ini.Rindu kepada Sang Pencipta.Mustinya,orang bila menikmati semua yang ada ini maka hariannya akan terasa bagai dalam "pelaminan" selalu,yang disettingi dengan layar dan gambar yang bergerak indah ini,menjadikan setiap waktu itu baru,tidak pernah mboseni.Namun,bila nyeri rindu ini "hilang" maka semua yang ada akan dirasa menjadi "belenggu",karena "keelokan" yang ada terselubungi oleh egosentrisitas pada diri.Gambarannya bagai ada "awan" dibalik cahaya mentari dan bulan serta bintang-gemintang.Dalam "kegelapan" maka akan terjadi stagnasi dalam "kesaksian" atau proses "delok-delok" itu,bagi mata kepala akan "peteng dhedhet",bagi mata hati tidak akan bisa "delok-delok" nilai yang lebih indah dibalik yang material ini.Gelap sebagaimana malam itu tercipta karena bumi "memungggungi" cahaya matahari,demikianlah gelap hati itu karena manusia "berpaling" atau memunggungi dari Cahaya Ilahi.

Dengan demikian,manusia hidup ini sebenarnya "delok-delok" itu,terserah mana hal-hal yang disukai.Tetapi manusia harus tetap hati-hati karena hal yang disukai belum tentu berguna bagi diri,sebaliknya hal yang dibenci belum tentu jelek bagi diri.Di tengah kegelapan memandang yang "misteri" inilah,Gusti Allah tidak kurang kasih sayangnya kepada manusia,lalu menurunkan para Nabi dan Rasul itu sebagai "cerminan" atau teladan,sehingga manusia menemukan "hidayah" dan "sa'adah" dalam hidupnya.Dibalik itu,pada diri manusia sudah terdapat "bibit" dalam prosesi "delok-delok" itu,dan bibit itu bersifat "percikan" cahaya:senang terhadap kegembiraan saudara dan susah akan penderitaan saudara.Bibit Cinta ini bila dikaitkan dengan petuntuk dari Gusti Allah melalui para Nabi dan Rasul,bisa diistilahkan "tumbu oleh tutup",klop.Bagi yang "awam" akan bisa menikmati dengan apa adanya,bagi yang cerdas:biasanya malah muter-muter secara dialektika walau nanti berujung pada "kebingungan" dan akan pasrah sebagaimana orang awam itu.Disinilah pentingnya "aturan" yang dalam keberagamaan disebut "syari'at",dari sana kita bisa "delok-delok" sesuatu dan tidak akan salah pilih dalam tindakan,setiap waktu.


Kawan-kawan,setelah "delok-delok" itu tergapai maka akan muncul "marem" di rasa hingga sampai "merem-merem",dan di dalam "merem-merem" ini sebenarnya tidak "gelap" karena ada indra dalam yang "delok-delok",cuma tidak bisa tergambarkan dan terlukiskan,hanya "merem-merem" itu.Dalam pejaman mata,kita bisa melihat,delok-delok,,,,Tabik!

Thursday, January 8, 2015

Oo Para Pecinta


Oo Para Pecinta
Oleh Kyai Budi Hardjono

O,para pencinta!
Sampaikan kabar kepada tetanggamu
yang dzikirnya lenyap karena berceloteh hutang negara
yang shalawatnya hilang karena bercerita koruptor-koruptor bangsa
yang jati dirinya musnah karena tak memahami budaya negrinya
yang tindakannya hanya bicara karena sepi pelayanan hidupnya
yang larut dalam upacara-upacara hingga tak tua-tua
yang suka mengkafirkan saudara karena tidak menyaksikan
ketidak-berimannya dalam beragama
yang suka membid'ahkan saudara karena lupa kebid'ahan
:
pada dirinya!

Dan bertanyalah kepada mereka itu
apakah merasa dirinya sempurna
kala mengadili sesuatu di luar sepengetahuan Keseluruhan
sementara segalanya tergerak kepada Yang Esa
bila mereka menjawab "iya"
maka tinggalkan mereka itu seketika
karena itulah hawa nafsu yang dituhankannya
mereka lupa bahwa Yang Sempurna
:
hanya Dia!


O,para pencinta!
Tidak cukupkah penjelasan dibalik dalil-dalil tertulis
yang pasti tidak ada pertentangannya dengan jantera alam semesta
sebagai Kitab Terbuka
itulah "tumbu oleh tutup" adanya
Melihat lukisan tentu pada keindahan yang tergores
bukan pada bingkainya
Menyaksikan intan permata musti pada keelokan pendaran cahaya
bukan pada kotaknya
Memahami keris pasti pada pamor yang dipunya
bukan pada sarungnya
Menatap manusia seharusnya bukan pada jasad bungkusnya
:
namun pada buah pelayanannya!

Tidakkah cukup dengan pernyataan Sang Nabi
bahwa dunia ini ladang akhirat?
Tidakkah cukup dengan kenyataan di negri agraris ini
bahwa benih-benih yang ditanam itu
akan menentukan yang ditunai nantinya?
Tidakkah cukup dengan kesadaran yang teralami ini
adalah jawaban dari yang ditabur masa lalu?
Demikianlah bila tak menunda kebaikan sekarang ini
pasti akan berbuah
:
esok hari!

O,para pencinta!
Simaklah filosofi akar budayamu sendiri
"sopo wonge wani ngAllah bakal luhur wekasane"
ngAllah itu manifestasi rendah hatimu
yang meluluh-lantakkan kepongahanmu
ngAllah itu mabuk cinta walau nampak tolol hidupmu
inilah rahasia Sang Nabi yang "abduhu warasuluh" itu
inilah makna "dewa yang mengejawantah" itu
andai kau raja sekalipun
jangan malu berteman orang-orang jalanan
yang muda dan yang tua
yang baik dan yang buruk
bersama dalam kesadaran sebagai debu
bersama dalam gempita penempaan ini
bersama menikmata segala goresan hidup ini
kelak kau pun akan menjelma
:
intan permata!

O,para pencinta!
Hadirkan di hati derita akan Sang Nabi
di tanah airnya sendiri sampai saat ini
Reguklah sendiri duka laramu di negri sendiri
hingga hari ini
Keyatiman Sang Nabi juga keyatimanmu di sini
Terusirnya dirimu dari tanah dan airmu sendiri
senada dengan perjalanan hidup Sang Nabi ini
namun untuk cita dalam Cinta
semua derita dan luka hati
hanyalah penggiringan kehendakNya
:
terjaga bersama denganNya ini!

Menyelamlah di negri Nusantara ini
kau akan temukan orang-orang yang hina tampak lahirnya
namun luhur maqom drajat di sisiNya
mereka menyembunyikan wajah karena malu di hati
namun setia menanam sebagai kecintaan Sang Nabi
buah-buha pun hadir dimakan dengan kuyub do'a-doa terpuji
dan inilah kecerdasan diri
:
mengubah kebiadaban menjadi peradaban luhur ini!

Siapapun yang datang ke sini
dengan mengusung dialektika sesat dan tidak sesat
tak ada ruang di negri ini untuk itu
karena kesadaran ngAllah lebih kuat di hati
semua keberadaan mengarah ke Yang Satu
semua klaim dan label diri dari secanggih pikiran
hanyalah menunjukkan
:
ketololan lilin di tengah cahaya Mentari!

Sunday, January 4, 2015

Gema Takbir santri PSM



Takbir keliling salah satu agenda kegiatan santri-santri pondok PSM Takeran dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Dawuhing Guru

DAWUHING GURU
WASIAT MBAH HASAN ULAMA’

Mbah Kyai Hasan Ulama
Pendiri Pesantren Takeran

  1. Ojo kepengen sugih, lan ojo wedi mlarat.
  2. Pilih ngendi, sugih tanpo iman opo mlarat ananging iman.
  3. Ojo demen ngudi pengaruhing pribadi, kang ono di openi kanthi temenan, ojo kesengsem gebyaring kadonyan, kanuragan lan pengawasan dudu tujuan. Topo ngrame lakonono.
  4. Sumber bening ora bakal golek timbo.
  5. Ojo demen owah-owah tatanan poro sepuh, wajibe mung ngopeni lan nglestareake.
  6. Ojo demen nyunggi katoke mbahe, amal sholeh tindakno.
  7. Nyawiji naliki nindakake kautamaan, pisah ing dalem kemaksiatan, ing tembe bakal ono titi mangsane, anak putu ono kang nemu emas sak jago gedene, ananging yo mung kandok sak mono iku imane.
  8. Ora liwat anak putuku sing guyub rukun, di podo tansah ngrameake mesjid, tak pangestoni slamet ndonyo akhirat. 
  9. Ojo kendat tansah nindak ake mujahaddah taubat, koyo kang wis di parengake guru.